Friday, November 9, 2012

PEMUDA DAN SOSIALISASI


A.      Pemuda dan Identitas

Pemuda adalah generasi yang dipundaknya dibebani berbagai macam harapan dan tujuan lainnya. Hal ini dikarenakan pemuda sebagai generasi penerus yang akan meneruskan berbagai macam cita-cita bangsa dan negara hal ini pula yang menimbulkan banyaknya permasalahan yang dialami oleh pemuda zaman sekarang.
Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Seorang pemuda harus mampu menseleksi yang ada terhadap perkembangan dan kemungkinan yang ada agar para pemuda tidak terjerat dalam kehidupan yang akan menghancurkan cita-cita dan harapannya masing-masing.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jatidiri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media masa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini.
Dorothy Law Nolte pernah menyatakan bahwa anak belajar dari kehidupan lingkungannya. Lengkapnya adalah :
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Anak Perempuan
Ketika seorang anak perempuan diam, berjuta-juta hal berada dalam fikirannya.
Ketika anak perempuan tidak membantah, dia sedang berfikir sangat dalam.
Ketika anak perempuan memandang dengan mata penuh tanya, dia ingin tahu berapa lama kita akan menemani.
Ketika anak perempuan menjawab “Saya baik-baik saja” setelah beberapa saat, tidaklah semuanya baik-baik saja.
Ketika anak perempuan memandang tajam, dia ingin tahu kenapa kita berbohong.
Ketika anak perempuan bersandar ke dada, dia berharap kita menjadi miliknya selamanya.

Anak Laki-laki
Ketika seorang anak laki-laki diam, dia tidak punya sesuatu yang ingin dikatakan.
Ketika anak laki-laki tidak membantah, dia dalam kondisi yang tidak ingin membantah.
Ketika anak laki-laki memandang dengan mata penuh tanya, dia benar-benar sedang kebingungan.
Ketika anak laki-laki menjawab “Saya baik-baik saja” setelah beberapa saat, semuanya adalah baik-baik saja.
Ketika anak laki-laki memandang tajam, dia sedang heran atau marah.
Ketika anak laki-laki tidur dipangkuan, dia berharap kita menjadi miliknya selamanya.


 B.       Pendidikan dan Perguruan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.


Fungsi pendidikan
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
·     Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
·   Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
·       Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
·           Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
·           Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
·           Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
·           Melestarikan kebudayaan.
·           Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
·           Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
·           Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
·           Menjamin integrasi sosial.
·           Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
·           Sumber inovasi sosial.

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
1.        Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara
2.       Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta

Sumber :

No comments:

Post a Comment