A.
Pemuda
dan Identitas
Sedangkan identitas
atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada
saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau
mengenali identitas dirinya.
Seorang pemuda harus
mampu menseleksi yang ada terhadap perkembangan dan kemungkinan yang ada agar
para pemuda tidak terjerat dalam kehidupan yang akan menghancurkan cita-cita
dan harapannya masing-masing.
Dalam tahap pencarian
identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi dizaman yang serba
bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
terbentuknya jatidiri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media
masa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang
yang diberitakan oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari
tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila
lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang
sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan
jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas
yang sedang ”in” saat ini.
Dorothy Law Nolte pernah menyatakan
bahwa anak belajar dari kehidupan lingkungannya. Lengkapnya adalah :
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar
rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan
persahabatan, ia belajar menemukan cinta
dalam kehidupan
Anak
Perempuan
Ketika
seorang anak perempuan diam, berjuta-juta
hal berada dalam fikirannya.
Ketika anak
perempuan tidak membantah, dia sedang
berfikir sangat dalam.
Ketika anak perempuan memandang dengan mata penuh
tanya, dia ingin tahu berapa lama kita
akan menemani.
Ketika anak perempuan menjawab “Saya baik-baik saja” setelah beberapa saat, tidaklah semuanya
baik-baik saja.
Ketika anak
perempuan memandang tajam, dia ingin tahu
kenapa kita berbohong.
Ketika anak perempuan bersandar ke dada, dia berharap kita menjadi miliknya selamanya.
Anak
Laki-laki
Ketika
seorang anak laki-laki diam, dia tidak
punya sesuatu yang ingin dikatakan.
Ketika anak
laki-laki tidak membantah, dia dalam
kondisi yang tidak ingin membantah.
Ketika anak laki-laki memandang dengan mata penuh tanya,
dia benar-benar sedang kebingungan.
Ketika anak laki-laki menjawab “Saya baik-baik saja” setelah beberapa saat, semuanya adalah
baik-baik saja.
Ketika anak
laki-laki memandang tajam, dia sedang
heran atau marah.
Ketika anak
laki-laki tidur dipangkuan, dia berharap
kita menjadi miliknya selamanya.
B.
Pendidikan
dan Perguruan
Fungsi pendidikan
Fungsi laten
lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
· Mengurangi
pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan
tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
· Menyediakan
sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk
menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya
perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya
pendidikan seks dan sikap terbuka.
· Mempertahankan
sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan
kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan
status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran
mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai
dengan status orang tuanya.
·
Memperpanjang
masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa
seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut Horton
dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes)
berikut:
·
Mempersiapkan
anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
·
Mengembangkan
bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
·
Melestarikan
kebudayaan.
·
Menanamkan
keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi
pendidikan yakni sebagai berikut:
·
Transmisi
(pemindahan) kebudayaan.
·
Memilih dan
mengajarkan peranan sosial.
·
Menjamin
integrasi sosial.
·
Sekolah
mengajarkan corak kepribadian.
·
Sumber
inovasi sosial.
Perguruan tinggi adalah satuan
pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi
disebut mahasiswa, sedangkan
tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
1.
Perguruan tinggi negeri adalah
perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara
2. Perguruan tinggi swasta, adalah
perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta
Sumber :
No comments:
Post a Comment